Dimana Segala Rasa Kan Terbias...

Friday, February 27, 2009

Robot atas Dogma.

Kadang orang bilang jazz itu keren.
Kadang orang bilang klasik lebih cool.
Kadang aku merasa MR. BIG paling keren.
Kadang aku merasa Al Jarreau lebih keren lagi.
Kadang aku merasa main basket paling seru.
Kadang aku merasa masak mie instant lebih seru lagi.
Kadang aku merasa cream soup itu sup paling enak sedunia.
Kadang aku merasa sop sapi di pinggiran kutek jauh lebih sedap.
Kadang aku merasa gorden tipis itu mengesalkan karenanya aku jadi masuk angin.
Kadang aku merasa gorden tebal terlalu panas.
Kadang aku merasa tom cruise paling ganteng.
Kadang aku merasa papaku lebih ganteng lagi.
Kadang aku merasa rini idol paling bagus suaranya.
Kadang aku merasa titiek puspa lebih bagus.
Kadang aku merasa ini.
Kadang aku merasa itu.
Ini.
Itu.
Berbeda selalu.
Seperti perilaku investasi yang bergantung pada profil risiko pelakunya.
Untung ruginya.
Berani takutnya.
Suka tidaknya.
Pada akhirnya, pola terjadi dengan sendirinya.
Dengan kombinasi yang beragam.
Tak lama kita akan matimatian bertahan.
Memaku nilai yang berpola.
Meninggalkan perajut pola yang menemui bentuk barunya.
Menutup indera dengan seksama.
Memaksa diri punya kata prinsip.

Dan kita kembali bertanya,
mengapa aku tak bisa merasa damai?
Cobalah tanyakan pada indera yang tertinggal.
Yang menyisakan ari-ari kesadaran.
Yang berdegup kecil setiap kau bertanya.
Bukalah alam bawah sadar.
Intuisi kan bicara.

Atau kita akan terus bertahan,
menjadi Robot atas Dogma?

No comments: